MonWnews.com, Surabaya – Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan (PDIP) Kecamatan Simokerto Kota Surabaya mengadakan kegiatan ‘Tumpengan Bersama Rakyat’ pada Rabu (11/1). Agenda ini merupakan rangkaian dari HUT PDIP yang pada tahun ini memasuki usia emas di 50 tahun.
Kegiatan HUT PDIP di Simokerto ini dilaksanakan di perkampungan padat penduduk. Diikuti oleh perwakilan pengurus di setiap kelurahan, serta tak lupa tokoh masyarakat dan warga sekitar daerah Gembong di Kelurahan Kapasan.
PAC PDIP Simokerto bergotong royong mengadakan kegiatan melibatkan masyarakat. Selain tumpengan bersama, juga akan melakukan kegiatan kerja bakti, khitanan massal, senam sicita, dan bazar.
“Kegiatan tumpeng bersama rakyat ini membuktikan bahwa PDI Perjuangan adalah partai nya wong cilik, yang pengurusnya selalu turun ke bawah, siap melayani dan berbagi bersama rakyat,” ujar Ketua PAC PDIP Simokerto, Khomaruddin di sela-sela berlangsungnya agenda.
Khomaruddin menjelaskan bahwa filosofi tumpeng adalah makna dari kebersamaan. Tumpeng dalam Bahasa Jawa adalah tumindak sing mempeng, memberikan makna bahwa seluruh pengurus di Kecamatan Simokerto harus bersungguh-sungguh dan tegak lurus dalam menjalankan segala perintah partai.
Khomaruddin melanjutkan, tidak boleh ada kata lelah untuk turun ke bawah dan selalu hadir di tengah-tengah rakyat, menangis dan tertawa bersama rakyat. Karena tanpa rakyat pengurus tidak ada artinya.
“Karakter tumpeng itu pucuke cilik bongkote gede yang artinya pucuk pimpinan bagiane sing cilik, bongkote go sing nisor ben roto, (tumpeng itu karakter puncaknya kecil pangkalnya bawah). Artinya pimpinan itu ambil bagian sedikit saja, sisakan yang banyak untuk rakyat yang dibawah. Inilah filosofi tumpeng,” urainya
“Tumpeng biasanya dikelilingi oleh ambeng, ambeng adalah singkatan among mubeng. Ini mengandung harapan agar rejeki senantiasa mubeng (berputar),” lanjutnya.
Khomaruddin beranggapan, adanya tumpeng merupakan wujud pemerataan, agar wong cilik ikut merasakan apa yang dinikmati oleh pucuk pimpinan. Kemudian tumpeng ini punya pendamping namanya ingkung, yakni ayam kampung yang dimasak utuh dan disajikan berdampingan dengan tumpeng. Ingkung merupakan singkatan ingkang linangkung, yang berarti lebih utama.
“Tumpeng kuat, tumindak lempeng ben kuat. Kuat itu partainya kuat, rakyatnya kuat, kuat ekonominya, dan kuat segala galanya karena telah membangun kebersamaan. Jadi falsafah tumpeng adalah simbol kebersamaan antara partai dan rakyatnya,” pungkasnya.