Daerah  

Melalui Visualisasi Video, KBSM Kembali Angkat Seni Tradisional Yang Sarat Akan Pendidikan Moral

Anggota KBSM (Kandaga Budaya dan Seni Malang) berpose sebelum shooting Video untuk you tube dengan judul : “Kidung Malangan” di halaman luar CAFE JEEP , Minggu (05/02/2023).

MonWnews.Com, MALANG – Bangkitnya Budaya dan Seni Malang Raya (BBSMR), Salah satunya ditandai dengan kegiatan mengangkat kembali nilai -nilai kesenian tradisional dalam bentuk visualisasi video.

Sebuah seni pertunjukan rakyat yang dilakukan oleh para seniman tradisional Malang Raya yang tergabung dalam komunitas KBSM (Kandaga Budaya dan Seni Malang). Yakni kegiatan shooting vidio untuk chanel you tube yang bertitle ‘Kidung Malangan’ dihalaman luar Cafe Jeep, Jalan Raya Gribik 100, Kecamatan Kedungkandang.

Dibawah komandan asli pelaku kesenian ludrukan khas gaya Malangan, Ki Suhardi alias Cak Tawar. Adapun kegiatan tersebut adalah untuk mengangkat lagi momen berkesenian yang dulu digandrungi rakyat.

“Ini menjadi kerja keras para seniman ,agar kesenian tradisional Kidungan tidak tenggelam ditelan arus modernitas global. Sebab kesenian ini mengandung nilai pesan moral yang menjadi bagian kepribadian bangsa Indonesia.” Ujar lelaki berusia 65 tahun itu pada monwnews.com. Minggu (05/02/2023).

“Yang dulu ada, kita munculkan lagi.Yang terlupakan, kita ingatkan kembali, bahwa budaya tradisional itu sesungguhnya sarat dengan moral edukatif.” Ucap Ki Suhardi,yang juga aktif didunia perfilman.

Sebelumnya pada Sabtu malam, mantan pegawai Departemen Penerangan ( yang sempat dihapus di era Presiden ke 4) itu berdiskusi kecil dengan Nurul Hasanah terkait keinginannya menggugah kembali semangat menghidupkan kesenian tradisional.

“Kita apresiasi Ki Suhardi bersama para seniman Malang Raya, untuk mengangkat kesenian tradisional. Kebetulan mas Eko Yudi Irawan adalah salah satu penasehat dari INAKER (Indonesia Bekerja). Dan memberikan ruang berkreasi dengan menyediakan tempat di hal cafe jeep. Tinggal konsistensi dan komitmennya untuk menuju kesana. Karena sudah ada bentara atau tempat.” Ungkap wanita yang akrab dengan sebutan Nurul inaker. (galih)