MonWnews.com, Jakarta – Dalam agenda Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN, Senin (13/02/2023), Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Sonny T. Danaparamita menyoroti tiga hal berkaitan dengan kelembagaan yang berada pada naungan BUMN. Tiga hal tersebut menyangkut soal isu adanya joki saat rekrutmen pegawai BUMN, ketersediaan Gudang penyimpanan Bulog, hingga keberpihakan perbankan nasional pada rakyat kecil.
Dalam paparannya, pertama sonny menyoroti soal isu yang beredar tentang adanya joki saat pelaksanaan rekrutmen pegawai BUMN. Menurut Sonny, terdengarnya kabar tersebut tentu mencoreng nama baik serta mengotori integritas BUMN, sebab apabila hal tersebut benar adanya maka akan berpengaruh terhadap kualitas kinerja para pegawai yang berada di lingkungan BUMN
“Secara obyektif memang ada banyak hal yang perlu kita apresiasi dari kinerja BUMN. Namun sayangnya kemarin ada isu yang beredar terkait adanya joki dalam rekrutmen pegawai BUMN. Saya memang belum mengetahui betul isu itu benar atau tidak karena rekrutmennya juga dilakukan secara besar-besaran. Akan tetapi, jika itu memang benar terjadi, maka harapan kita untuk mendapatkan orang-orang yang berkompeten dan sesuai kualifikasi kerja di BUMN akan jauh dari harapan kita bersama,” kata Sonny.
Kedua, Politisi PDI Perjuangan asal Banyuwangi tersebut juga menyoroti soal Bulog yang masih belum memiliki gudang penyimpanan dengan kapasitas yang cukup untuk menyimpan logistik dengan skala besar dan mampu bertahan dalam kurun waktu yang lama. Hal tersebut menurut Sonny akan menjadi masalah besar karena banyak logistik seringkali terbuang percuma akibat tidak mampu bertahan akibat kurang memadainya pergudangan yang dimiliki oleh Bulog.
“Dalam kunjungan-kunjungan kerja yang kami lakukan, Bulog belum memiliki gudang yang sanggup menyimpan dalam waktu yang cukup lama, sehingga seringkali logistik dari Bulog itu terbuang percuma. Dan ini menjadi masalah besar, karena saya pernah menemukan di Karawang itu ada beras dari Vietnam jadi busuk karena terlalu lamanya disimpan di gudang yang memadai milik Bulog,” ungkap Sonny.
“Yang repot ini khan kalau aset negara tidak bisa dibuang begitu saja. Diberikan ke para peternakpun juga tidak semudah itu,” sambungnya.
Ketiga, legislator dari Dapil Jatim tiga ini mempertanyakan keberpihakan perbankan negara dibawah naungan BUMN terhadap masyarakat kecil, karena seharusnya bank milik negara harus berdampak pada peningkatan perekonomian rakyat kecil, bukan sebaliknya, bank yang mengkapitalisasi rakyat kecil demi mendapat keuntungan yang luar biasa.
“Disatu sisi kita senang mendengar ada bank yang memperoleh laba besar. Tapi pertanyaan kita adalah, dimana keberpihakan negara jika yang besar itu justru BRI misalnya, sedangkan pendirian BRI itu lebih difokuskan untuk masyarakat kecil. Benarkah negara ini mendapat keuntungan dari para petani, buruh dan pelaku UMKM. Saya kira ini harus menjadi refleksi kita bersama,” ujar Sonny.
“Karena keuntungan sebesar apapun yang kita dapatkan itu tentu hal yang menggembirakan, tapi kalau itu obyeknya masyarakat ditingkat bawah saya rasa tidak pas dengan cita-cita para pendiri bangsa,” pungkasnya. (ded)