Daerah  

Mahasiswa Unair Gelar Pengobatan Tradisional Gratis, Warga Antusias

MonWnews.com, Surabaya – Mahasiswa Program Studi Pengobatan Tradisional Universitas Airlangga (Unair) dari berbagai daerah di Jawa Timur menggelar pengabdian masyarakat untuk tetap peduli terhadap masyarakat.

Mereka menyelenggarakan kegiatan ini dengan tujuan masyarakat memahami bagaimana cara mencegah dan mengobati secara mandiri melalui pendekatan tradisional seperti herbal, nutrisi, akupuntur, dan pemijatan pada titik refleksi.

Mahasiswa menggelar Pembukaan Problem Based Learning (PBL) Pengabdian Masyarakat dengan pendekatan “Pengobatan Tradisional menjadi Upaya Peningkatan Taraf Kesehatan dengan Pengobat Tradisional Menuju Indonesia Emas 2045” secara luring di Teluk Amurang RW. 04 Perak Utara, Pabean Cantian, Kota Surabaya, Minggu (19/2/2023).

PBL diikuti oleh 58 peserta dari warga jalan Teluk amurang RW. 04 dan mahasiswa program studi Pengobat Tradisional dengan didampingi oleh dosen pendamping lapangan. Dalam hal ini, Unair telah menjalin kemitraan dengan Warga Jalan Teluk Amurang RW 04, Surabaya.

Rencananya PBL akan dilaksanakan menyeluruh di Warga RW 04 Jalan Teluk Amurang Perak Utara, yaitu PBL akan dilaksanakan pada 19 Februari Hingga 19 Maret 2023, berlangsung setiap minggunya.

Dalam sambutannya, Ketua RW. 04 Yuli Rusdiana mengapresiasi keberlangsungan program PBL yang diselenggarakan tahun ini dan berharap kerjasama tersebut dapat terus berlanjut.

“Alhamdulillah, warga RW. 04 ini sangat senang sudah dapat ilmu baru dapat pengobatan gratis yang sehat tambah sehat” ungkapnya.

Terlihat raut wajah sumringah dari para peserta di hari pertama. Mereka turut aktif dalam penyampaian pertanyaan seputar kesehatannya dan pemberian tinjauan positif setelah pengobatan Akupuntur Gratis.

Ana, salah satu peserta merasakan adanya manfaat dari adanya pengabdian masyarakat. “Terasa kemeng tidak lama, vertigo saya berkurang, ahamdulillah” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Yuli, peserta lainnya, merasa kondisi tubuhnya lebih baik. “Aalnya nyeri di titik yang ditekan selanjutnya nyaman, dan setelah selesai rasa nyeri yang sebelumnya terasa hilang,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pengobat Tradisional Maya Septriana, berharap kepada peserta agar dapat memaksimalkan segala bentuk pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang telah dimiliki untuk dipelajari hingga diterapkan

“Bukan hanya untuk melayani atau melakukan sesuatu bagi masyarakat, namun PBL melebihi aktivitas pembelajaran. Dengan mendapatkan lebih banyak pembelajaran, peserta dapat mengimplementasikan hasil dari yang didapatkan untuk menjadikan paham pentingnya kesehatan dan materi pembuatan, pengelolaan produk sebagai bisnis yang menjanjikan,” ungkapnya.