MonWnews.com, Jakarta – Mengenakan kebaya dan kain, rombongan Institut Sarinah dan Rampak Sarinah pada Kamis (24/11), menghadiri private screening dari Film “Like and Share” di Studio XXI di Senayan City.
Film besutan sutradara Gina S Noer yang bertema ancaman kekerasan seksual di dunia digital bagi para remaja ini mengajak perempuan muda untuk cerdas dan punya “life skills” terkait perlindungan martabat kemanusiaan dan hak reproduksi mereka.
Menurut Endang Yuliastuti kader Institut Sarinah yang berprofesi guru di SMPN 19 Jakarta, pendidikan melalui visual melalui film akan lebih efektif karena bisa menjangkau alam bawah sadar dibanding sistem pendidikan konvensional di kelas.
“Film ini pantas ditonton oleh para pelajar SMA terutama yang putri karena perilaku yang bodoh di dunia internet akan menjebak mereka pada nasib buruk dalam lingkaran setan yang berkepanjangan,” ungkapnya.
Film yang akan dilaunching di awal Desember 2022 tersebut juga mengupas pentingnya sistem pendukung yang pro kepada korban kekerasan seksual. Keberadaan sahabat yang tulus bisa menjadi penguat korban saat menghadapi sikap para penyidik yang tidak pro korban dan bahkan ikut melecehkan korban saat korban menuntut keadilan.
Sutradara Gina menekankan bila sistem masih patriarkis, maka perempuan harus membela perempuan dalam bentuk ikatan solidaritas sehingga korban kuat dan selamat.
Salah satu pemain, Arawinda Kirana, menambahkan bahwa film bukan hiburan semata tetapi lebih sebagai pendidikan bagi para remaja untuk mempunyai kesadaran kritis dan berperilaku cerdas dan otoritatif terkait isu seksualitas.
Pada kesempatan itu, Institut Sarinah mengusulkan kegiatan nobar bagi pelajar SMA dalam rangka Peringatan Hari Ibu 2022. Nobar akan dihadiri pelajar dengan mengenakan kebaya sebagaimana kostum para Ibu Bangsa saat Konggres Perempuan I tahun 1928.
“Para founding mothers sudah meruntuhkan jebakan segregasi dunia publik dan domestik sebagai zero sum game. Mereka membahas ketertinggalan sebagai masalah kebangsaan dan bukan sebagai persaingan laki dan perempuan,” tambah Mudiani Ketua Rampak Sarinah Jakarta yang turut hadir saat itu.
Sutradara Gina dan para artis menyambut gembira usulan tersebut dan setuju untuk teknis pelaksanaannya. “Bukan saja untuk pelajar putri, saya ingin semua perempuan terutama ibu-ibu juga menonton supaya bisa menjadi teman yang baik bagi putra-putri remajanya dalam menghadapi kecanduan pornografi di internet,” kata Ochida Ramadhania dari Wahana Kreator yang turut mendukung produksi film ini.
Direktur Institut Sarinah, Eva Sundari berharap kegiatan nobar bisa dilaksanakan menjelang liburan akhir tahun dan menjadi peringatan Hari Ibu 2022. “Pelajar harus paham bahwa Hari Ibu kita bukan Women’s Day. Konggres Perempuan 1928 dibakar api nasionalisme dan bukan individualisme. Pada tahun ini kami menyuarakan kembali tuntutan para ibu di tahun 1928 yaitu keadilan dan perlindungan untuk buruh dan pekerja perempuan dari diskriminasi dan kekerasan yaitu melalui Pengesahan UU PPRT,” pungkasnya.