MonWnews.com, Surabaya – Wafat band, sebuah kelompok music yang membawakan warna baru di skena musik tanah air. Wafat telah merilis album terbarunya dengan tajuk ‘FEMINISM’ pada Sabtu (26/11/2022) lalu.
Mereka menuangkan keresahannya dalam bait-bait lagu yang terkumpul dalam satu album tersebut. Mulanya, mereka resah lantaran banyaknya kabar terkait pelecehan seksual, khususnya terhadap perempuan.
Raka, salah satu personel dari band Death Metal ini pun menambahkan jika proses pembuatan album bertajuk ‘FEMINISM’ juga turut melibatkan dari sudut pandang perempuan. “Proses pembuatan album ‘FEMINISM’ ini juga hasil dari buah pikiran sang vokalis, Frank Mufti dan juga istrinya yang memang sebagai pembaca buah-buah dari pemikiran feminisme. Sehingga gagasan itu berimbang; ada sudut pandang perempuan dan laki-laki,” ujar Raka.
Ia juga menambahkan jika tema-tema yang berkaitan dengan pelecehan seksual, perempuan, dan kesetaraan gender sangat jarang sekali dimuat dalam sebuah karya yang bisa didengarkan oleh masyarakat luas. Wafat mengemasnya dengan genre musik Death Metal, tentunya hal ini mewarnai elemen-elemen terhadap musik di tanah air.
“Tajuk feminism juga jarang digunakan sebagai tema suatu karya musik. Hal ini merupakan hal-hal yang fresh, dan baru bagi penikmat musik, khususnya di Indonesia,” ujar gitaris muda itu. Sebelum perilisan album terbaru ini, Wafat juga merekrut gitaris baru.
Raka baru memulai karirnya bersama Wafat pada tahun 2021 silam. Sebagai member baru, ia juga berkontribusi dalam pembuatan album ‘FEMINISM’. “Baru terlibat di album feminism soalnya baru masuk band ketika masih kelas 2 SMA di tahun 2021,” ujar gitaris muda itu.
Sempat tertunda lantaran padatnya jadwal manggung pada tahun lalu (2021), di tahun ini (2022) album tersebut berhasil dirilis, perhitungan dari proses pembuatan hingga perilisan album kurang lebih menyita waktu kurang lebih setengah tahun. Hal ini disampaikan Raka ketika kami wawancarai.
“Sebenarnya, di tahun 2021 lalu itu udah ada wacana membuat album feminism ini, namun terlalu banyak jadwal manggung, sehingga jadwal album feminism ini belum jelas, masih focus manggung,” katanya.
“Akhirnya di tahun 2022, jadwal manggung dikurangi guna segera menyelesaikan album terbaru (FEMINISM),” lanjutnya.
Seperti seorang musisi pada umumnya, ia akan membutuhkan referensi musik. Hal ini dialami oleh Raka. Penggarapan album ‘FEMINISM’ ia juga mendapat beberapa referensi dari band luar ataupun lokal. Selain itu ia menuturkan jika album dari wafat juga mempengaruhi cara mengkomposisi musiknya.
“Beberapa band luar dengan genre yang tak jauh berbeda dengan genre Wafat mempengaruhiku. Band itu seperti Suffocation (amerika), Lamb of God (amerika), dan band lokal ada Dead Squad (Indonesia),” ungkapnya.
“Selain itu, aku juga make referensi dari album Wafat yang sebelumnya, dari album pertama sampai album DOXA 2018. Aku rangkum, kemudian aku ambil part-part yang cocok untuk aku pakai di album selanjutnya (Feminism), dan aku juga menambahkan dari materiku sendiri,” imbuhnya.
Tur album akan dilakukan oleh Wafat pada awal tahun depan. Namun, venue acara masih belum dipastikan. Tetapi, Surabaya dipastikan menjadi salah satu opsi pada tur album ‘FEMINISM’. “Jadwal tur album ‘FEMINISM’ akan diadakan pada awal tahun 2023. Tapi lokasinya masih belum jelas. Namun, Surabaya pasti termasuk dalam list tur album kali ini,” paparnya.
Gitaris muda tersebut pun mengimbuhkan jika para pendengar bisa mendapatkan edukasi terkait apa yang disampaikan pada album ‘FEMINISM’. Ia juga berharap bagi para pendengar agar membeli albumnya. Nantinya pendengar akan tau perbedaan antara album Wafat yang terbaru dengan yang sebelumnya. (Zk)
“Harapanku di album ini kepada pendengar ialah mereka harus paham tentang materi, sehingga dapat membedakan album terbaru dan album sebelumnya.selain itu, mereka juga harus mengerti liriknya dan membeli album. Hehehe,” pungkasnya.