MonWnews.com, Surabaya – Tim Patroli Air Terpadu Jatim minta industri/perusahaan yang berada di sepanjang bantaran Kali Surabaya lebih serius dalam pengelolahan limba, sehingga tidak mencemari lingkungan khususnya air sungai.
“Kali Surabaya airnya menjadi bahan baku PDAM, kalau kualitasnya buruk maka sangat berbahaya meski sudah dikelolah, dan yang merasakan dampaknya pastinya warga.” kata Ketua Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH), Imam Rochani disela Evaluasi Tim Patroli Air Terpadu Provinsi Jawa Timur dan Pembinaan Industri di Kali Surabaya, Rabu (21/12/2022).
Permasalahan lingkungan di Kali Surabaya air lanjut Imam, seperti pembuangan cairan yang diduga limba oleh industri serta sampah domestik oleh warga sekitar bataran sungai, maka ke depan diharapkan industri berkolaborasi dengan warga bantaran untuk perbaikan lingkungan air.
Tim Patroli Air Terpadu selain melakukan pengawasan dan inspeksi mendadak, juga membinaindustri di kawasan Kali Surabaya dimulai dari Mojokerto sampai Surabaya sepanjang 42 km. “Dari beberapa hasil evaluasi tim patroli air diketahui masih ada industri yang membuang limbah tanpa diolah temuan ini akan kami laporkan ke pihak berwenang,” imbuhnya.
Harapan Tim Patroli akan ada surat teguran dan pembinaan. “Jadi kalau nanti pembinaannya enggak diindahkan, maka akan ada penindakan hukum. Harapan kami kegiatan pembinaan industri ini tujuannya adalah betul-betul membina mereka supaya bisa melakukan proses produksinya dengan baik dan sesuai dengan kaidah lingkungan,” kata Imam yang juga Ketua Tim Patroli Air Terpadu Jatim.
Dari evaluasi ini, maka diharapkan tidak ada lagi pencemaran di Kali Surabaya, maka beberapa industri telah diminta melakukan perbaikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau merelokasi Ipal dan lain sebagainya.
“Ketika tim patroli air terpadu kontrol, hasilnya juga ada yang sudah cukup meningkat perbaikannya. Artinya mulai dari buangan yang dulu kotor sekarang menjadi bersih, dalam giat yang diikuti sekitar 70 peserta, didalamnya ada 25 pengiat dari lingkungan Garda Lingkungan yang sedang dalam peningkatan sdm-nya.
Ditempat yang sama, perwakilan DLH Prov Jatim, yaitu Kepala Seksi Peningkatan kapasitas dan penyuluhan Lingkungan Hidup, Emanuel Kharisma bersama Kabid Pengawasan dan Penegakan Hukum DLH Prov Jatim, Ainul Huri menyampaikan pentingnya perizinan hingga pengelolaan limbah yang ada di Industri.
Paling tidak, penanganan perbaikan lingkungan air sungai harus dilaksanakan secara pentahelix. Di sisi lain, setiap pemerintah daerah diharapkan juga membentuk tim patroli di bidang lingkungan. “Sehingga seperti semua sungai lebih terpantau hingga kualitas air semakin membaik, ” kata Emamuel.
Sedangkan perwakilan PJT I, Linda mengatakan, masih banyaknya pembuangan limbah baik industri dan domestik yang terjadi di aliran sungai. “Kondisi ini menjadi perhatian kita bersama, kami mengapresiasi adanya tim patroli air terpadu sehingga kontrol lingkungan terus dilakukan,” ucapnya. (kj)