MonWnews.com, Surabaya – Open Tournament Ifko Fighting Championship yang digelar oleh Petarung Sejati Indonesia (PSI) di Surabaya Town Square (Sutos), Minggu (26/2/2023) mulai pukul 09.00 WIB terbukti mampu menyatukan berbagai macam aliran beladiri dalam satu arena pertandingan.
Tak hanya itu, even pertandingan beladiri yang memperebutkan hadiah trophy dan uang pembinaan jutaan rupiah ini juga berhasil menarik animo banyak organisasi beladiri untuk menerjunkan atletnya.
Tak kurang 190 atlet beladiri aliran karate, pencak silat, wushu dan sebagainya yang dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia dan berat badan dari seluruh penjuru Nusantara berpartisipasi dalam Ifko Fighting Championship.
Pertandingan berjalan seru dan menarik. Masing-masing atlet berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya. Atlet yang dinyatakan menang atau kalah menunjukkan sikap sportif dan persaudaraan.
“Even ini bertujuan untuk mempersatukan para praktisi beladiri dari berbagai aliran beladiri yang ada di Indonesia,” ujar Pao-Pao, founder PSI di sela-sela pertandingan.
Pihaknya kata Pao-Pao melihat selama ini bergerak di organisasi beladiri masing-masing. Open tournament ini lanjut Pao-Pao bisa dikatakan sebagai pesta demokrasi dengan berbagai macam aliran beladiri untuk sama-sama meramaikan acara ini.
“Kita akan jadikan sebagai even tetap dan rutin,” janjinya.
Jones Angga, salah seorang pimpinan PSI, menambahkan pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan inovasi agar open tournament kedepannya berjalan lebih baik lagi.
Menurutnya, even kali ini sebagai percontohan dan tidak menutup kemungkinan kedepannya PSI akan mengelar even yang lebih besar lagi seperti Gubernur Cup.
“Semoga aliran beladiri bisa bersatu. Kita sama-sama membangun persaudaraan. Kami siap mengikuti open tournament di aliran beladiri yang lain,” tegasnya.
Sedangkan Soni, salah seorang orang tua atlet perempuan bernama Okta Aulia (12) dari Turen Malang tak bisa menyembunyikan perasaan senang dan bangganya menyaksikan putrinya berlaga di Ifko Fighting Championship.
Alasannya mengizinkan putrinya yang duduk di kelas 6 SD ini menggeluti olahraga beladiri yaitu untuk menguji mental dan semangatnya agar lebih kuat.
“Semoga putri saya menjadi atlet berprestasi, supaya bisa membuat bangga orang tua, sekolah dan Bangsa Indonesia,” tutupnya. (yw)