Monwnews.com, Malang – Kedaulatan dalam bidang ekonomi bagian dari berdikari dalam lingkup pondok pesantren sudah selayaknya mendapat apresiasi dari negara melalui pihak pemerintah daerah setempat.
Pemberdayaan di sebuah pondok pesantren bukan hanya di pelatihan saja, namun harus bergerak mengembangkan dan mengaplikasikan sebuah keilmuan.

Sebagaimana terapan keilmuan yang berada di Ponpes Bahrul Maghfiroh di Kota Malang.
Saat ini, dengan dihuni sekitar 700 orang santriawan satriwati dengan kapasitas hunian 1000 orang. Kini Ponpes Bahrul Magfiroh (BM) Kota Malang melahirkan sebuah gagasan tentang kedaulatan ekonomi pondok pesatren.
Hal tersebut diatas mengemuka pada ruang diskusi antara Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Prof. Dr. Ir. Kyai Haji Mohammad Bisri, M.S. bersama Kadiskopindag Kota Malang, Sam EKO Oke alias Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos., M.M.

Kunjungan Sam EKO Oke ke Ponpes BM tersebut dalam rangka diskusi bersama antar dua lembaga. Kunjungan bersifat non formal dan kekeluargaan tersebut melahirkan semangat untuk bergeraknya kedaulatan ekonomi pondok pesantren di era global saat ini, Senin (20/10/2025).
“Negara turut berperan, melalui Pemerintah Daerah Kota Malang, dalam hal ini Diskopindag maka Gerakan Pemberdayaan Kedaulatan Ekonomi Pondok Pesantren dimulai dari sini, diinisiasi dari Ponpes Bahrul Maghfiroh bersama Pemkot Malang sebagai fasilitatornya,” ujar Sam EKO Oke.
“Bahwa rakyat harus sejahtera, dengan instruksi presiden, ekonomi harus berputar, terutama di setiap rumah tangga, kita harus berdaulat ekonomi, dan ini perlu intervensi langsung ke masyarakat, dan daerah memastikan bahwa ekonomi dan keuangan harus sampai ke rakyat / pelaku UMKM, per rumah harus termonitor bisnisnya,” tandas Sam EKO Oke.

“Benar, apa yang dikatakan Pak Eko. Bahwa kita selaku Pengelola dan Pengurus Ponpes harus berdaulat. Dan ini nyata, sebab kami telah melakukannya, namun akan lebih maksimal dan terbantukan dengan negara turut andil didalamnya, melalui pemerintah daerah, khususnya Pemkot Malang, sesuai dengan wilayah keberadaan Ponpes Bahrul Maghfiroh,” sambung K.H Bisri menimpali.
Apa yang disampaikan oleh K.H Bisri tersebut dibuktikan dengan keberadaan fasilitas pendukung. Dengan mendampingi Sam EKO oke melihat-lihat keberadaan fasilitas BLK (Balai Latihan Kerja) di lokasi Ponpes BM (Bahrul Magfiroh).
Diantaranya, ruang Lab IT (Informasi Tehnologi), Pembibitan dan Pengembangan KOI (ikan hias), pembibitan Lele, serta ruang teori pertanian. Dan beberapa unit usaha, antara lain mini market, cafe, SPBU mini, Koperasi Usaha.

Menyusul dalam waktu dekat usaha layanan air minum (galon isi ulang) dengan harga yang cukup terjangkau dan murah, yang nantinya akan diresmikan oleh Walikota Malang, Wahyu Hidayat. Dan saat ini tengah dikoordinasikan dengan pihak Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang.
Sementara itu, Wk Ketua Bidang Pemberdayaan, Kesra dan Hubungan Antar Lembaga, PC Indonesia Bekerja Kota Malang, yang akrab dipanggil Nurul Inaker juga sangat mendukung inisiasi dari dua lembaga (Ponpes Bahrul Maghfiroh dan Kadiskopindag).
“Dari hasil perbincangan hari ini, baik Sam EKO Oke maupun Kyai Haji Bisri, mewakili Ketua Dewan Pendiri INAKER sangat mendukung sekali, karena punya semangat yang sama untuk bergerak Maju dan Mandiri dalam Kedaulatan ekonomi,” ucap Nurul inaker yang alumni Ponpes Mabaun Nuur, Bululawang saat turut hadir di lokasi.
Menepis anggapan miring terkait pondok pesantren yang sempat viral di medsos akibat tayangan dari salah satu televisi swasta nasional pekan lalu. Sebagai Pengasuh Pondok pesantren Bahrul Maghfiroh, K.H. Mohammad Bisri mengatakan, jika Pondok Pesantren adalah tempat mencari ilmu baik bersifat duniawi dan akherat, yang keduanya harus jalan lurus dan seimbang.
“Jadi pondok pesantren itu kan representasi pendidikan islam. Artinya pondok pesantren itu mendidik manusia untuk mengamalkan ajaran islam yang rohmatan lil alamin. Menaungi segala zaman menaungi segala kondisi, baik itu masyarakat dan alam semesta,” tuturnya.
“Sehingga pondok pesantren itu standartnya harus tinggi, karena wajib menjaga kemuliaannya sesuai ajaran islam melalui rasulnya, Nabi Muhammad Rasululloh Alaihi Wassalam,” tambahnya.
“Maka harus ada dua hal yang masuk dalam pembelajarannya, yakni saint dan adhin, yang diintegrasikan, karena saint (ilmu pengetahuan) juga bagian dari ilmu adhin, yang semuanya itu dari Allah SWT, meski juga dimiliki oleh orang-orang diluar agama islam,” tandasnya.
“Maka jika pesantren mewakili islam, harus mengintigrasikan saint dan adhin, Adhin sebagai pondasi dan saint nya sebagai tiang-tiangnya dan bangunannya,” tegasnya.
Menurut K.H. Mohammad Bisri, jika keduanya (saint dan adhin) dikolaborasi maka tidak akan ketinggalan jaman, Inshaalloh pesantren tidak akan direndahkan oleh masyarakat, sebab tidak semuanya masyarakat tau. (galih)












