Monwnews.com, Saudara-saudaraku para Pengemudi Online, Pejuang Jalanan Indonesia…
Sembilan puluh tujuh tahun lalu, para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul di Jakarta dan mengucapkan janji suci:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah itu bukan sekadar kalimat, melainkan pembuka jalan bagi bangsa yang ingin menemukan dirinya sendiri.
Dan hari ini, hampir seabad kemudian, kita — para pengemudi online — berdiri di jalan yang sama: jalan perjuangan menuju kemerdekaan yang sesungguhnya.
️ Dari Gerbang Kemerdekaan ke Rumah Kemandirian
Sejarah bangsa Indonesia tidak berhenti pada tahun 1945.
Tahun itu hanyalah pembukaan pintu gerbang kemerdekaan.
Bangsa ini telah lama berdiri di ambangnya — sebagian sudah di dalam, tetapi sebagian besar rakyat masih di luar pagar, menunggu untuk diajak masuk bersama-sama.
Kini, setelah 97 tahun Sumpah Pemuda dan 80 tahun Proklamasi, kita dihadapkan pada tugas sejarah berikutnya:
Membuka pintu gerbang itu lebar-lebar dan membawa seluruh rakyat masuk ke dalam rumah kemerdekaan lahir batin 100%.
Dan yang paling depan dari barisan itu, bukan pejabat, bukan korporasi,
tetapi rakyat pekerja — termasuk para pengemudi online yang setiap hari menggerakkan nadi ekonomi bangsa.
⚙️ Pengemudi Online: Profesi Rakyat, Penjaga Kedaulatan Jalan Raya
Profesi pengemudi online bukan pekerjaan rendahan.
Ia adalah profesi rakyat yang terhormat, karena di tangan para driver inilah perputaran ekonomi mikro terjadi, dari gang ke gang, dari kota ke kota.
Kita bukan sekadar “mitra aplikasi” — kita adalah penggerak bangsa, yang menjaga denyut mobilitas rakyat dan logistik kehidupan sehari-hari.
Namun kita juga tahu, banyak di antara kita yang masih terpenjara algoritma dan kebijakan sepihak.
Di era digital ini, bentuk penjajahan berubah: dari penjajahan militer menjadi penjajahan platform dan data.
Kita bekerja keras, tapi yang menikmati hasilnya adalah sistem yang tak berwajah.
Inilah saatnya rakyat bangkit dari ketergantungan menuju kemandirian.
Dari Sumpah ke Aksi: Bangkitkan Mata Rantai Keempat
Bangsa Indonesia sudah melewati tiga mata rantai sejarah:
1. 1908 – Kebangkitan Nasional (bangsa sadar dirinya),
2. 1928 – Sumpah Pemuda (bangsa menyatukan jiwanya),
3. 1945 – Proklamasi (bangsa menegakkan raganya).
Kini, tahun 2025–2045 adalah waktunya mata rantai keempat:
Kebangkitan Kemandirian Nasional.
Bagi kita, pengemudi online, mata rantai keempat berarti:
Membangun koperasi pekerja agar ekonomi kembali ke tangan rakyat;
Menegakkan sertifikasi kompetensi Satria Gati, agar profesi kita diakui dan dihormati;
Menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa hanya dengan gotong royong, kita bisa lepas dari eksploitasi aplikator yang tidak adil.
Kita tidak menolak teknologi — kita menolak ketimpangan di balik teknologi.
Kita ingin menjadi pemilik sistem, bukan sekadar pelaku di dalam sistem.
️ Kemandirian Adalah Bentuk Tertinggi dari Kemerdekaan
Sumpah Pemuda dulu melahirkan kesadaran tentang bangsa yang satu.
Sumpah Pemuda hari ini harus melahirkan kesadaran tentang nasib yang satu.
Nasib kita tidak akan berubah hanya dengan keluhan, tetapi dengan persatuan dalam tindakan.
Dan tindakan paling konkret adalah membangun ekonomi gotong royong berbasis koperasi dan kompetensi.
Inilah jalan menuju kemerdekaan lahir batin yang sejati.
Pesan untuk Para Pengemudi Online Seluruh Indonesia
Wahai para driver, pengemudi, pejuang nafkah, pejuang jalanan Indonesia…
Bangkitlah dengan kesadaran baru:
bahwa kita bukan korban zaman, melainkan pelanjut sejarah.
Sumpah Pemuda hari ini bukan lagi tentang bahasa dan bangsa,
tetapi tentang hak dan martabat manusia Indonesia dalam dunia digital yang serba algoritmik.
Kita harus berani berkata:
Kami para pengemudi online Indonesia, bersumpah satu tekad:
Berjuang bersama demi kemandirian dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!
Penutup
Bangsa yang besar adalah bangsa yang berani menulis bab selanjutnya dari sejarahnya sendiri.
Kini giliran kita — rakyat pekerja, pengemudi online, anggota FSPPOB dan GOBER Community — menulis bab keempat itu.
Bab tentang Kebangkitan Kemandirian Nasional.
Merdeka bukan sekadar bebas.
Merdeka adalah berdaya dan bermartabat.
Dirgahayu Hari Sumpah Pemuda ke-97.
Mari kita masuk bersama ke rumah kemerdekaan —
Rumah Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat lahir batin.
️
Dodi Ilham
Presiden GOBER Community
Penasihat Federasi Serikat Pekerja Pengemudi Online Bersatu (FSPPOB)












