80 TAHUN KEBERADAAN BUMN, KOPERASI DAN USAHA SWASTA

Oleh : Gaguk Inaker

KRMH. Gagoek Kapoet Triana, S.H

Monwnews.com, Penjelasan lengkap dan analisa capaian sikap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak pembayaran utang BUMN dari APBN adalah sbb :
Bahwa Latar Belakang Masalah Utang BUMN dan APBN Indonesia memiliki banyak BUMN dengan peran penting dalam perekonomian.

Beberapa BUMN seperti Pertamina dan BRI mampu mencetak keuntungan besar dan memberi kontribusi dividen ke APBN.

Namun, BUMN lain seperti Garuda Indonesia dan proyek kereta cepat Whoosh mengalami kerugian dan utang menumpuk. Biasanya, kerugian ini ditutup oleh APBN lewat Penyertaan Modal Negara (PMN), artinya uang pajak rakyat dipakai untuk menalangi bisnis yang gagal.

Sikap Menteri Keuangan Purbaya sbb : Melindungi Uang Rakyat Menkeu Purbaya menegaskan bahwa APBN tidak boleh dipakai untuk menalangi bisnis yang gagal.

Karena APBN adalah kas negara yang harus dipakai untuk kebutuhan pokok Rakyat, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Menggunakan APBN untuk membayar utang BUMN bermasalah bisa mengganggu fungsi fiskal negara.

Pembentukan Danantara sebagai Solusi Strategis Untuk memisahkan keuangan BUMN dari APBN, pemerintah membentuk Danantara, sebuah badan pengelola investasi yang berfungsi seperti ‘bank’ internal untuk BUMN.

Danantara mengelola dana dari dividen BUMN sehat agar dapat dipakai sebagai berikut :
Investasi dalam pengembangan aset BUMN yang sehat.

Restrukturisasi dan penyuntikan modal pada BUMN bermasalah tanpa membebani APBN.

Skema ini memindahkan tanggung jawab pembiayaan BUMN bermasalah dari APBN ke Danantara, sehingga kas negara tetap aman dan uang rakyat terlindungi.

Prinsip Akuntabilitas dan PengawasanMeski dana dialihkan dari APBN ke Danantara, Menteri Keuangan tetap memegang kendali kuat sebagai anggota Dewan Pengawas Danantara.

Yang bersangkutan memastikan tata kelola Dana, strategi investasi, serta proses restrukturisasi BUMN berjalan transparan dan tidak merugikan keuangan negara.

Menkeu juga konsisten menolak penggunaan dana Danantara untuk hal-hal pasif seperti penempatan dana dalam Surat Berharga Negara yang tidak produktif. Dana harus digunakan untuk restrukturisasi dan pengembangan BUMN secara aktif agar berdampak nyata.

Analisa Capaian dan Dampak Perlindungan Fiskal Negara : Skema Danantara berfungsi sebagai perisai yang menjaga APBN dari risiko utang dan kegagalan bisnis BUMN.

Pengurangan Ketergantungan APBN sbb : Mengalihkan pembiayaan BUMN bermasalah ke Danantara mengurangi beban pengeluaran negara, sehingga bisa fokus membiayai kebutuhan pokok masyarakat.

Mendukung Kemandirian BUMN antara lain :
BUMN didorong untuk lebih disiplin mengelola bisnisnya karena tidak lagi mengandalkan dana APBN.

Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas sbb : Pengawasan ketat Menteri Keuangan terhadap Danantara memastikan penggunaan dana yang tepat sasaran dan efektif.

Optimalisasi Penggunaan Dana :
Dana BUMN yang seharusnya mengendap malah digunakan untuk restrukturisasi dan investasi, memperbaiki kinerja keuangan BUMN bermasalah seperti Garuda.

Kesimpulan Sikap tegas Menteri Keuangan Purbaya untuk tidak memakai uang Rakyat dalam menalangi utang BUMN melahirkan model pengelolaan baru melalui Danantara.

Sikap tegas Menkeu Purbaya adalah langkah progresif yang patut didukung guna memperkuat tata kelola keuangan negara dan mendorong BUMN lebih mandiri berdaya saing global dan bertanggung jawab.

Jika dikelola konsisten, skema ini akan mengamankan APBN, memaksimalkan nilai BUMN, dan mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan.

Konsep awal soko guru perekonomian Indonesia terdiri dari tiga pilar utama sbb :
Rasionalisasi Perusahaan Asing menjadi BUMN
Mengambil alih dan mengelola perusahaan asing strategis melalui Badan Usaha Milik Negara untuk menguasai sektor-sektor penting ekonomi nasional.

Mendirikan Badan Usaha Koperasi
Membangun koperasi sebagai usaha bersama yang berbasis gotong royong untuk memberdayakan Rakyat dan pemerataan ekonomi.

Usaha-usaha Swasta Lainnya
Memberikan ruang bagi pelaku swasta nasional dalam sektor usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

Ketiga pilar ini dirancang untuk menciptakan perekonomian yang mandiri, adil, dan berkeadilan sosial.

Awal tujuan, tugas pokok, dan capaian dari konsep soko guru perekonomian Indonesia sbb :

1. Rasionalisasi Perusahaan Asing menjadi BUMN bertujuan antara lain :
Menguasai sumber daya dan sektor strategis ekonomi yang sebelumnya dikuasai asing.

Meningkatkan kedaulatan ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan pada asing.

Tugas Pokok : Melakukan nasionalisasi atau pengambilalihan perusahaan asing yang strategis.

Mengelola perusahaan tersebut secara efisien sebagai BUMN.

Menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi dan penyedia layanan publik.

Capaian :
Terbentuknya banyak BUMN penting di berbagai sektor seperti minyak dan gas (Pertamina), perbankan (Bank BUMN), transportasi, dan industri.

Penguasaan aset strategis negara meningkat, memperkuat posisi ekonomi nasional.
Kontribusi BUMN terhadap pembangunan dan pendapatan negara signifikan.

2. Mendirikan Badan Usaha KoperasiTujuan adalah :
Memberdayakan masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah melalui usaha bersama.

Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan dan berlandaskan gotong royong.
Tugas Pokok : Mengembangkan koperasi sebagai lembaga ekonomi Rakyat.

Menyediakan akses pembiayaan, produksi, dan distribusi yang terjangkau bagi anggota.

Meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.Capaian:Koperasi berkembang di berbagai sektor seperti pertanian, perdagangan, dan jasa.

Membantu pemerataan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.Memperkuat nilai-nilai sosial dan solidaritas dalam ekonomi Rakyat.

3. Usaha-usaha Swasta LainnyaTujuan adalah :
Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor swasta nasional.

Mengakomodasi inovasi, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.

Tugas Pokok adalah : Memberikan ruang dan dukungan bagi pelaku usaha swasta.

Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif.

Berperan sebagai pelengkap BUMN dan koperasi dalam perekonomian nasional.

Capaian:
Pertumbuhan sektor swasta meningkatkan kontribusi terhadap PDB nasional.

Munculnya berbagai perusahaan swasta sukses yang menjadi pendorong ekonomi lokal dan nasional.

Terbentuknya ekosistem ekonomi yang beragam dan dinamis sanggup bersaing menuju global.

Kesimpulan konsep soko guru dengan tiga pilar ini bertujuan menciptakan ekosistem ekonomi yang seimbang antara Negara, Rakyat, dan Pelaku Swasta.

Rasionalisasi perusahaan asing menjadi BUMN memperkuat kedaulatan ekonomi, adapun Koperasi mengangkat ekonomi Rakyat, dan selsnjutnya Sektor swasta mempercepat pertumbuhan ekonomi. Implementasinya agar berkontribusi besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Setelah 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia keberadaan BUMN saat ini memang menghadapi kenyataan yang cukup kompleks.

Sekitar 52% BUMN mengalami kerugian, dengan total kerugian mencapai sekitar Rp 50 triliun per tahun.

Banyak BUMN yang tidak pernah berdaya saing dan mengalami inefisiensi pengelolaan, seperti banyaknya perusahaan logistik dan asuransi yang tersebar namun tidak memberikan manfaat signifikan.

Contohnya sejumlah BUMN besar seperti Krakatau Steel, Bio Farma, Waskita Karya, Garuda Indonesia, dan proyek KCIC Whoosh mengalami kerugian besar dan bahkan terancam bangkrut.

Beberapa faktor utama penyebab kerugian BUMN meliputi sbb :

Inefisiensi dan duplikasi usaha, misalnya banyak perusahaan kecil yang bersaing dalam segmen yang sama sehingga tidak kompetitif.

Mandeknya pembayaran Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah yang seharusnya menjadi kompensasi atas pelayanan publik yang dilakukan BUMN.

Diversifikasi usaha yang tidak sesuai dengan kompetensi inti, sehingga risiko bisnis meningkat.

Tata kelola perusahaan yang lemah, kurang transparansi dan kurangnya pengawasan efektif.

Ketidakmampuan manajemen dan direksi dalam mengelola perusahaan secara profesional.

Sementara itu, koperasi sebagai bagian dari pilar ekonomi Rakyat seringkali kurang berkembang optimal, karena masih bergantung pada goodwill dan dukungan pemerintah.

Koperasi banyak yang mengalami stagnasi dan kurang mandiri secara finansial, sehingga keberadaannya terasa seperti “ada dan tiada”, menunggu kebijakan dan intervensi pemerintah agar bisa berjalan.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui badan pengelola seperti Danantara melakukan business review dan restrukturisasi dengan tujuan melebur BUMN kecil yang tidak berdaya saing agar efisiensi dan daya saing meningkat.

Skema ini juga bertujuan mengurangi beban APBN dalam menanggung kerugian BUMN dan mendorong kemandirian usaha.

Singkatnya, meskipun soko guru ekonomi awal bertujuan kuat dan mulia, dalam praktiknya BUMN menghadapi kendala serius dalam pengelolaan dan daya saing, sedangkan koperasi masih perlu banyak dorongan agar benar-benar mandiri tanpa bergantung pada pemerintah.

Reformasi struktural dan tata kelola yang lebih profesional serta pengawasan ketat sangat diperlukan agar pilar-pilar ini bisa berfungsi optimal bagi perekonomian nasional.

Penyebab utama kerugian BUMN Indonesia adalah :
Manajemen yang tidak efisien dan tata kelola buruk antara lain banyak BUMN mengalami birokrasi panjang dan pengambilan keputusan yang lambat, sehingga sulit menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.

Kurangnya transparansi dan akuntabilitas memperburuk kinerja perusahaan.

Ketidakterampilan beradaptasi dengan perubahan pasar dan kurang inovasi maka banyak BUMN menggunakan model bisnis lama dan tidak mampu berinovasi mengikuti dinamika industri, menyebabkan kehilangan daya saing.

Beban utang tinggi dan biaya operasional yang tidak terkendali : Kewajiban membayar bunga utang yang besar dan operasional yang boros membuat tekanan keuangan makin berat.

Ketidakseimbangan dan kompleksitas regulasi sbb :
Perubahan kebijakan pemerintah dan ketidakpastian regulasi mengganggu perencanaan dan pengoperasian BUMN.

Ketergantungan pada subsidi silang dan PMN tanpa perbaikan manajemen :
Suntikan dana dari negara tidak diikuti oleh reformasi struktural, menyebabkan suntikan hanya menjadi solusi jangka pendek sementara masalah mendasar tidak terselesaikan.

Langkah Kebijakan yang EfektifRestrukturisasi dan penyederhanaan BUMN :

Mengurangi jumlah BUMN yang beroperasi di sektor sama agar efisiensi dan daya saing meningkat.

Contohnya peleburan BUMN kecil ke BUMN besar yang lebih sehat.

Peningkatan tata kelola, transparansi, dan profesionalisme : Reformasi manajemen agar lebih akuntabel, cepat dalam pengambilan keputusan dan mengadopsi praktik bisnis yang baik serta tech-savvy.

Mengurangi beban utang dengan pengelolaan keuangan prudensial :
Mengontrol struktur utang, mendorong pendanaan yang sehat, memperbaiki likuiditas dan profitabilitas.

Mendorong inovasi dan adaptasi bisnis: Pengembangan model bisnis baru berbasis teknologi dan riset pasar agar BUMN tetap relevan dalam persaingan industri.

Pengawasan ketat oleh pemerintah melalui badan khusus seperti Danantara sbb :
Memisahkan pembiayaan BUMN bermasalah dari APBN agar tekanan fiskal berkurang serta meningkatkan pengawasan dan penggunaan dana yang produktif.

Membangun sinergi antara BUMN, Koperasi, dan Sektor Swasta : Mengoptimalkan peran ketiga pilar ekonomi untuk memperkuat ekosistem usaha dan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara lebih berimbang.

Adapun implementasi langkah-langkah tersebut harus dijalankan konsisten dan transparan untuk menjamin keberlanjutan dan kemandirian BUMN sebagai pilar utama dalam perekonomian nasional.

Jawaban ini mengintegrasikan hasil pencarian terkini dan pemahaman analitis berdasarkan kondisi BUMN dan kebijakan ekonomi Indonesia.

Restrukturisasi BUMN di negara maju umumnya mengikuti konsep strategis dengan beberapa tahapan utama yang sistematis sbb :

Fokus pada Core Business
BUMN diarahkan untuk kembali fokus pada bisnis inti yang menjadi kekuatan utama, mengeliminasi usaha yang tidak terkait atau tidak menguntungkan agar efisiensi dan produktivitas meningkat. Pengelolaan portofolio bisnis dipertajam untuk mendukung daya saing di pasar global.

Peningkatan Efisiensi dan Profitabilitas.
Melakukan perbaikan manajemen, proses bisnis, dan struktur organisasi agar operasional menjadi lebih efisien dan perusahaan dapat meraih profitabilitas yang berkelanjutan.

Penerapan teknologi dan inovasi digital juga menjadi kunci peningkatan kinerja.

Peningkatan Tata Kelola dan Transparansi.
Negara maju menempatkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik ( good corporate governance ) sebagai pilar restrukturisasi, dengan pengawasan ketat dari regulator dan pengembangan sistem pelaporan yang transparan ke publik dan pemegang saham.

Privatisasi dan Dukungan Pasar Modal
Banyak BUMN mengalami privatisasi sebagian dengan melepas saham melalui pasar modal untuk meningkatkan modal, mengurangi ketergantungan pada dana negara, dan meningkatkan akuntabilitas kepada publik.

Membuka akses terhadap teknologi dan jaringan pasar global.

Restrukturisasi Keuangan yang Komprehensif
Termasuk penyelesaian utang, peningkatan likuiditas, dan pembenahan neraca keuangan agar perusahaan memiliki pondasi finansial yang sehat untuk ekspansi dan investasi jangka panjang.

Sinergi dan Aliansi Strategis
Mendirikan kemitraan dengan perusahaan swasta atau internasional, serta menciptakan sinergi antar BUMN untuk memaksimalkan sumber daya dan kapabilitas.

Pelajaran penting bagi Indonesia dari praktik negara maju dalam restrukturisasi BUMN adalah kebutuhan untuk menjalankan proses restrukturisasi secara menyeluruh meliputi aspek bisnis, keuangan, dan tata kelola.

Fokus pada efisiensi, transparansi, dan penggunaan teknologi modern sangat krusial.

Privatisasi selektif juga dapat menjadi strategi untuk memasukkan modal dan memperbaiki akuntabilitas.

Pengawasan berlapis dan peran pengelola investasi khusus seperti Danantara dapat membantu menjaga keberlanjutan dan kesehatan fiskal negara.

Jawaban ini disusun berdasarkan studi kasus dan ulasan akademik terkait restrukturisasi BUMN di negara berkembang dan maju, sebagai model yang bisa diadaptasi Indonesia secara kontekstual.

#salamsatujiwa
#salamsatunyakatadgnperbuatan
#salamIndOnesiaBekerja
‍♂️‍♀️‍♂️✊

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *