MonWnews.com, Sidoarjo – Dilansir dari kanal berita http://rri.co.id Komunitas penulis guru Sidoarjo (KPGS), pada momentum peringatan Hari guru nasional yang jatuh setiap 25 November, meluncurkan buku kumpulan puisi mereka, ‘Mengabdi Tiada Henti’, di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Kota Sidoarjo, Sabtu (26/11/2022).
Buku yang dilaunching dengan kemasan ‘Talkshow memacu kreativitas guru’ ini dinilai sebuah kejutan di dunia para pendidik. Karena dalam usia emas serta kesibukan mereka sebagai tenaga pendidik mampir memeberikan kontribusi dengan menghasilkan karya sastra yang layak dibaca, tidak saja untuk kalangan anak-anak, tetapi juga dewasa.
Ketua KPGS, Endang Kusniati mengatakan, buku Mengabdi Tiada Henti ini berisikan sebanyak Enam puluh dua (62) karya puisi dari 8 pendidik aktif dan 1 murid. Dalam antologi puisinya yang menggambarkan berbagai kisah yang saling mengisi satu sama lain yang menggambarkan sosok Guru sebagai orang tua di bangku sekolah.
“Dengan buku ini, kita mencoba mengajak para guru-guru untuk meningkatkan kreativitas menulisnya disela kesibukan mengajar. Saya mencoba merangkul para guru-guru penulis dan kemudian karyanya kita kumpulkan dalam buku ini,” kata Endang dilokasi acara launching.
Endang menuturkan, berkat keahlian para guru-guru penulis yang ahli dalam sastra dan bahasa, buku kedua yang berhasil diluncurkan oleh KPGS bertemakan ‘Guru’ ini pembuatannya cukup singkat, hanya dalam kurun waktu dua bulan. Dalam pembuatannya, seluruh anggota yang merupakan para penulis dengan dasar niat berkontribusi dalam dunia sastra akhirnya buku ini berhasil diterbitkan.
“Dengan momen yang pas yakni menyambut Hari Guru ini, KPGS ingin memberikan wadah bagi para guru penulis menyalurkan bakat dan karya tulisnya disini. Juga dengan harapan bisa memicu semangat para guru penulis untuk terus berkarya. Dan setiap karyanya kita akan bukukan,” harapnya.
Dalam Talkshownya dengan narasumber Prof., Dr.,Gempur Santoso, yang merupakan Managing Direktur Apenso Indonesia dengan peserta yang merupakan para guru penulis diajak berbincang tentang bagaimana cara menjadi guru pendidik yang baik. Salah satu dari arahannya yakni Guru harus bisa memahami para muridnya, dan juga harus mengetahui metode pendidikan.
“Guru harus masuk di dunia anak didiknya untuk bisa masuk ke hati dan cara berpikir anak didiknya. Jangan mereka disuruh menjadi seperti kita (Guru). Dan Guru harus memahami metode pendidikan terkait dengan alat untuk mendidik yang harus disesuaikan dengan alat apa yang saat ini bisa dimanfaatkan untuk mendidik,” ujar Gempur Santoso dihadapan para peserta.
Dalam peluncuran buku antologi puisi karya para tenaga pendidik dan siswa yang sebagian pernah menjuarai lomba puisi ini juga ada perbincangan terkait penulisan puisi dan pembacaan sejumlah puisi yang ada di buku ‘Mengabdi Tiada Henti’ yang dilakukan oleh Aming Aminudin yang merupakan seorang penyair asal Bumi Majapahit Kabupaten Mojokerto.
Menurut penyair Aming Aminudin, antologi puisi karya para guru yang tergabung di KPGS ini mendapat apresiasi darinya. Kegiatan seperti ini perlu untuk sering dilakukan untuk memicu para sastrawan pemula dan yang sudah ahli untuk bisa semangat dalam berkarya. Kendati demikian, ia juga ingin para penulis di seluruh Indonesia secara rutin menggelar kegiatan seperti yang dilakukan KPGS saat ini.
“Menariknya disini yakni dalam antologi puisi nya merupakan karya sastra tulis dari para guru. Dan diluncurkan pas dengan peringatan Hari guru. Sangat menarik ini,” kata Aming.
Berikut salah satu Puisi menarik dari Antologi puisi dalam buku Mengabdi Tiada Henti yang berjudul ‘Aku Guru’,
Aku guru
Ditengah pusaran tiada tentu
Dalam gulita kucari terangku
Dalam tiada kucari asaku
Aku guru
Gulita ku takkan redupkan baraku
Nyalalah bara duhai anakku
Angin itu tak redupkanmu
Aku guru
Sadari betapa hebat jaman kan membentukmu
Kan kutimang engkau dalam kodratmu
Agar kasih itu menguatkan dan menuntunku
Aku guru
Belajar memahami merdeka itu
Meski tak cara itu mereka mengajarku
Baktiku kan menuntunku merdekakan jiwamu
Duhai anakku.