Monwnews.com, Malang – Festival Kampung Cempluk ke-15 kali ini ada momen yang menarik perhatian masyarakat penonton. Yakni ditampilkannya Kirab Budaya Manusuk Sima yang diinisiasi oleh Mbah Priyo, Tokoh Budaya setempat.
Manusuk Sima adalah sebuah filosofi tradisi jawa yang punya sarat makna tentang sebuah penetapan wilayah.
Yang berbentuk seperti Lingga Yoni.
Secara simbolis, tradisi Manusuk Sima tersebut dilakukan oleh Wabup Malang Hj. Latifah didampingi Siswanto selaku Kepala Desa Kalisongo, Senin (06/09/2025).
Pada sambutannya dalam acara itu, Wakil Bupati Malang menyampaikan poin penting, baik yang terkait gelaran kirab budaya maupun potensi pertanian desa setempat.
“Kabarkan kepada dunia lewat jejaring medsos, bahwa setiap bulan Oktober di Jawa Timur, Kabupaten Malang, khususnya di Desa Kalisongo ada event budaya, yakni Festival Kampung Cempluk. Agar terbaca dan terinformasikan kepada calon wisatawan asing maupun lokal kegiatan ini. Agar mereka tertarik untuk datang. Sebagai salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Malang,” ujar Hj. Latifah.
Potensi pertanian juga disampaikan oleh Wabup Malang, dalam sambutannya mengatakan, jika potensi pertanian di Desa Kalisongo sebagai penghasil buah jeruk lebih ditingkatkan lagi bsik kuantitas maupun kualitasnya, hingga petani jeruk setempat menikmati hasilnya dengan harga yang maksimal.
Sementara itu, Siswanto Kepala Desa Kalisongo pada sambutannya, senada dengan Ketua Panitia pelaksana menyampaikan even budaya kali ini bertema “Gandeng Roso,Tandur Budoyo”.
“Festival Kampung Cempluk kali ini bertema Gandeng Roso, Tandur Budoyo, bermakna sebuah ajakan kepada seluruh warga masyarakat dikabupaten Malang untuk menanam rasa kebersamaan dan merawat budaya yang sarat akan nilai-nilai kearifan lokal,” ungkap Siswanto.
Kirab budaya dalam gelaran event tersebut juga menampilkan potongan bentang bendera sepanjang 2 x 50 meter yang diarak oleh siswa-siswi tingkat sekolah dasar se-Desa Kalisongo, serta para warga dari RT 05/02.
Termasuk penampilan tari gugur gunung oleh WarTiNem (warga erte enem) dihadapan Wabup, Kades dan jajaran di depan panggung. Selain kirab budaya lainnya, seperti tari bantengan.
Selain itu, di festival kampung cempluk ke-15 tersebut juga menghadirkan para pelaku UMKM yang menjual berbagai jajanan kekinian maupun jajanan lawas yang masuk dilokasi jalan poros perkampungan di area RW 02. Yang berlangsung dari tanggal 6 – 11 Oktober 2025.
Sebuah catatan, bahwa keberadaan awal Festifal Kampung Cempluk diinisiasi oleh salah satu akademisi dan seniman musisi, yang biasa dipanggil si penulis dengan sebutan Reedy KamCe (Kampung Cempluk). (galih)
