Daerah  

Terus Melakukan Inovasi, Tithek Tenger Akan Go Internasional

Foto bersama ditempat karya seni para disabilitas. Janet Teowarang, Ki Djokrend, Maria dan Nurul inaker, Sabtu (11/02/2023). 

MonWnews.Com, MALANG – Upaya yang tiada henti untuk melakukan langkah dan terobosan, di bawah sang komando, Ki Djoko Rendy, Tithek Tenger terus berinovasi. Sang aplikator topeng malangan yang konsisten menggeluti kreasi seni batik topeng tersebut, dari hasil-hasil karya anak asuhnya, para disabilitas membuktikan diri tampil kepermukaan, boleh dibilang sejajar dengan karya yang punyai nilai jual, baik secara ekonomi, sosial maupun edukatif.

Hari ini, Tithek Tenger kedatangan seorang akademisi internasional, yang punya jaringan di luar negeri, yakni Australia. Kedatangan Janet Teowarang, Sabtu (11/02/2023) dari Universitas Ciputra Surabaya ke pusat kreasi seni disabilitas Tithek Tenger di Pasebar lantai 3 dalam untuk melihat langsung kesibukan berkarya, dalam rangka pengabdian ke masyarakat.

“Saya dan Tim akan memproyeksikan praktik berkelanjutan fashion, yakni memberdayakan anak-anak disabilitas, istilahnya batik artisan disabilitas yang disini mungkin belum mendapatkan tempat.” Ujar Janet pada awak monwnews.com

“Pentingnya untuk mengangkat karya mereka, dengan mulai mempromosikan sesuai dengan kapasitas yang sama denhan batik artisan yang lainnya yang telah menginternasional.” Terangnya.

“Disini memang rencana kedepannya, bekerjasama dengan Pemerintah di Provinsi Jawa Timur bersama Pemerintah Australia.” Tambah dia.

Menurut Janet, ada kolaborasi dengan Pemerintah Western Autralia. Karena di Provinsi Jatim merupakan Sister City dengan bagian Western Australia. Nah disana nanti bisa bekerjasama dengan seniman setempat.

“Dan anak-anak disabilitas ini nantinya akan diperkenalkan dengan pewarnaan alam. Karena yang saya lihat ini tadi sistim pewarnaan pada karyanya masih sintetis. Sebab kalau di Fashion itu berkelanjutan pada pewarnaan alam, sehingga menjaga keseimbangan keamanan lingkungan. Karena penggunaan pewarna berbahan kimia, seperti Remhasol, Natol kan lumayan berdampak pada lingkungan.” Tegas Janet.

“Jadi saya menggunakan tiga pilar dalam berkelanjutan atau sustainbility yang berimpac pada bidang ekonomi, lingkungan dan sosial.” Tukas wanita pemilik tubuh tinggi dan berparas cantik itu.

Terkait hal diatas, komandan Tithek Tenger, Ki Jokrend memohon doa restunya kepada semua pihak di Malang Raya, semoga bisa menjadi semangat anak asuhnya menuju ke Western Australia Goverment.

“Kunjungan Bu Janet Teowarang hari ini adalah untuk penentuan terakhir, layak atau tidaknya anak-anak kita karyanya tampil di Western Australia. Terkait fashion maupun sendra tari topeng malangan, yang ceritanya kita ambil dari latar belakang Panji mencari pusakanya, dengan kostum tarinya memakai batik karya anak-anak .” Jelas Ki Djoko Randy.

Terakhir disampaikan juga oleh Ki Djokrend, bahwa selain kedatangan Janet Teowarang, Akademisi dari Universitas Ciputra Surabaya yang berjejaring internasional. Kehadiran Nurul Hasanah, anggota pengurus Indonesia Bekerja disingkat INAKER, cukup memberi motivasi kepada para anak-anak disabilitas hari ini dalam eksistensi berkarya. (galih)