SERUAN DAN CATATAN SEORANG SPION

Oleh: Dodi Ilham – Presiden GOBER Community

Wahai kawan-kawan seperjuangan, pejuang jalanan, penggerak roda ekonomi rakyat—

Tanggal 20 Mei 2025 tinggal menghitung hari. Kita akan melakukan aksi serentak nasional. Sebuah momentum penting. Tapi sebelum langkah kaki kita menjejak aspal dan suara kita menggema di jalanan, izinkan saya menyampaikan seruan dan catatan otokritik ini sebagai seorang SPION—Satria Penggerak Indonesia Online Nusantara.

Aksi ini bukan sekadar simbol perlawanan. Ia harus menjadi langkah strategis yang sadar arah, sadar risiko, dan sadar tujuan.

Jangan sampai kita terjebak dalam euforia menghantam satu aplikator, lalu melupakan yang lain.
Hari ini banyak yang marah pada Gojek—dan memang wajar. Terlalu banyak kebijakan aplikator ini yang melukai keadilan, menekan tarif, memeras waktu, dan menghisap tenaga driver demi kepentingan pemodal.

Tapi kita harus ingat, bahwa Grab bukan penyelamat.
Grab adalah bagian dari masalah.
Dulu, mereka mengakuisisi Uber. Hari ini, bisa saja mereka sedang mengincar Gojek. Dan jika Gojek benar-benar jatuh ke tangan Grab, maka kita tak lagi melawan dua kepala naga—kita menghadapi satu naga raksasa yang makin kuat, makin rakus, dan makin tak terkendali.

Jangan biarkan aksi kita justru mempercepat konsolidasi kekuatan para raksasa itu.
Jangan sampai kita menjadi alat yang membuat mereka semakin besar dengan menjatuhkan satu pihak tanpa menyasar akar sistem.

Sebab sejarah dan sunnatullah telah mengajarkan kita:

“Pedang kezaliman hanya bisa dipatahkan oleh pedang yang lebih zalim.”

Dan jika kita lengah, bisa saja ada pembonceng gelap dalam aksi kita. Mereka diam-diam menunggangi kemarahan kita, lalu masuk sebagai penyelamat, tapi sebenarnya hendak mengakuisisi dan memperbesar kekuasaan mereka sendiri.
Mereka bukan solusi. Mereka adalah kezaliman yang lebih besar.

Aksi kita bukan untuk menjatuhkan satu brand. Tapi untuk menggugat semua bentuk eksploitasi digital yang menjadikan driver sebagai budak algoritma.

Musuh kita bukan Gojek semata.
Musuh kita adalah sistem ekonomi digital yang:

Eksploitatif: Menghisap keringat tanpa perlindungan.

Manipulatif: Bermain angka, rating, dan bonus yang menyesatkan.

Koruptif: Menyalahgunakan data dan kekuasaan pasar demi investor, bukan pekerja.

Gerakan kita harus adil, taktis, dan berpihak kepada semua driver—baik yang di Gojek, Grab, InDriver, Maxim, maupun yang belum bergabung dengan koperasi.

Dan di atas semua itu, kami menyerukan kepada negara:

Paksa semua aplikator transportasi untuk menggunakan TEKNOLOGI BLOCKCHAIN!

Dengan teknologi blockchain, transparansi dan keadilan tidak bisa lagi dimanipulasi.

Semua trip, rating, bonus, dan pemotongan bisa diaudit terbuka.

Tidak ada lagi algoritma rahasia yang menindas.

Tidak ada lagi permainan angka yang hanya menguntungkan investor.

Hanya dengan blockchain, keadilan seadil-adilnya bisa diwujudkan!
Negara jangan hanya jadi penonton. Negara harus berpihak kepada pekerja, bukan sekadar investor!

Aksi 20 Mei 2025 harus menjadi deklarasi bahwa:

Kami bukan kuli digital.
Kami adalah subjek pembangunan.
Kami menuntut sistem yang adil, transparan, dan manusiawi.

Mari kita bawa narasi ini ke jalan-jalan.
Bukan sekadar marah, tapi menyala.
Bukan sekadar demo, tapi deklarasi.
Bukan sekadar menuntut, tapi membangun alternatif: koperasi pekerja, sertifikasi kompetensi, dan ekosistem yang kita miliki bersama.

Kita bukan reaksi. Kita adalah gerakan.
Kita bukan korban. Kita adalah penggerak.

Merdeka untuk driver!
Merdeka untuk rakyat pekerja!
Hidup koperasi pekerja!
Hidup persatuan pejuang jalanan!

*Dodi Ilham adalah Satria Penggerak Indonesia Online Nusantara
Presiden GOBER Community

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *