Program Modul Mahasiswa, Merdeka Belajar Bersama Ki Djokren Tithek Tenger

Ki Djokrend berpose bersama Dosen Pembimbing dari Unitri dan Nurul dari INAKER, (22/12/2022)

MonWnews.com, Malang – Giat Merdeka Belajar (di lapangan) dalam PMM yang melibatkan Mahasiswa Nusantara dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, diawali pelaksanaannya di kampus STIE Malangkucecwara beberapa waktu lalu, yang bekerjasama dengan pihak Tithek Tenger dibawah komando Ki Djoko Randy sang aplikator topeng malangan.

Hal itu dikatakan oleh Ki Jokrend sendiri pada awak MonWnews.com di lokasi Pasebar lantai 3 pada hari Kamis 22 Desember 2022.

“Alhamdulillah Berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, Alloh SWT, hingga saat ini modul pembelajaran pratik pembatikan dan lukis topeng masih berjalan dan berkesinambungan,” ungkap sang maestro replika topeng malangan itu.

“Kali ini para Mahasiswa dari penjuru Nusantara dibawah pembinaan salah satu dosen dari UNITRI (Universitas Tribuwana) sedang praktik disini secara bergiliran. Bergantian antar waktu selama 3 hari, Kamis-Sabtu,” terang Ki Djokren.

“Termasuk kehadiran INAKER yang diwakili mbak Nurul, sangat memberi motivasi kami, untuk tetap eksis dan bergerak cerdas untuk perkembangan dalam berkebudayaan di Kota Malang, tanpa melupakan peran serta story berdirinya Tithek Tenger, yakni saya, Mas Galih dan Bapak Gaguk (Ketua Dewan Pendiri ) INAKER,” ujar sang budayawan spiritual itu mengakui.

Sementara itu di lokasi pratik, nampak beberapa mahasiswa tengah sibuk mempelajari praktik membatik dan melukis topeng. Didampingi Dosen pembimbing, Askiyanto, bersama Ki Djokren selaku tutornya.

Adapun kehadiran Nurul Inaker di lokasi bersifat menyemangati para mahasiswa, namun sewaktu-waktu bisa bersinergitas dengan INAKER untuk kepentingan pengembangan budaya dan seni dilembaga pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama di Kota Malang.

“Bangga dengan pembelajaran modul seperti Merdeka Belajar yang dilakukan para mahasiswa Nusantara. Kedepan bisa belajar bersama dengan para pelajar, sehingga saling memotivasi dalam lingkup pembelajaran non akademis,” ujar Nurul yang juga Ketua Komite SMPN 30 Kota Malang.

Menurut Askiyanto selaku dosen pembimbing, mengatakan bahwa itu merupakan salah satu rangkaian dikegiatan kebhinekaan, yang pada saat ini praktiknya untuk membatik maupun melukis dan cara membuat topeng, didahului literasi tentang karakter batik dan topeng malangan.

“Tadi sama pak Djoko Randy sudah diberikan tehnis dan mekanismenya, sehingga anak-anak tinggal mempraktekannya. Terserah inspirasi masing-masing. Ada yang membatik karakter bunga maupun binatang. Termasuk melukis topeng Malangan,” terang Askiyanto.

“Kalo di PMM sendiri ada 3 fokus kegiatan pada forum pertukaran mahasiswa berbasis Modul Nusantara di tahun 2022. Yang pertama program Kebhinekaan, yang kedua kegiatan Refleksi dan terakhir adalah Inspirasi,” jelas sang dosen pembimbing dari Unitri itu. (Tim**)