Monwnews.com, Hari-hari ini kita disibukkan dengan tontonan beberapa tokoh entah itu politisi, teknokrat, pengusaha bahkan artis pun diundang ke rumah kediaman president terpilih Prabowo Subianto, apa yg terjadi didalam kita semua tidak tahu, yang jelas dugaan saya mereka on potition menjadi Pembantu President RI ke 8 nantinya, entah jadi apa.
Pertemuan di kertanegara didahului dengan banyak peristiwa yg saling mendukung keadaan, seperti HUT TNI di senayan, pertemuan para menteri di IKN dan yang paling akhir adalah pertemuan di rumah kediaman Pak Jokowi di Solo.
Semua peristiwa-peristiwa yg ada diawali dengan pembentukan KIM Plus bahkan sekarang mungkin menjadi KIM PLUS PLUS, menjadi cermin dari peristiwa pemanggilan para Tokoh baik dari lingkungan Sipil maupun TNI POLRI.
Dari kalangan sipilpun cukup beragam nuansa ideologisnya, semua tampak terwakili, kalo dulu Bung Karno memakai istilah NASASOS (Nasionalis Agama Sosialis) di era president terpilih kalangan itu lebih luas lagi tidak hanya dari kalangan “NASASOS” saja tp menjadi NASASOS Plus “Kapitalis” bahkan kaum liberalis juga tampak, bahkan kaum “KANAN” juga banyak dan beragam.
Bagi saya ini DEJAVU 1959, dimana saat itu sebelum keluarkan dekrit, Soekarno, Soepomo, Ki Hajar Dewantoro menyiapkan SEKBER GOLKAR untuk dipersiapkan jika pemerintah saat itu mengeluarkan dekrit presiden 1959 kembali ke UUD 1945 dari UUDS yg sangat liberal seperti UUD hasil amandemen yg di pakai sekarang.
Intinya adalah dengan berlakunya dekrit Presiden 1959 dan kembalinya UUD 1945 sebagai dasar hukum dalam bernegara itu mengembalikan era demokrasi liberal kembali ke era Demokrasi Terpimpin, makanya diperlukan kekuatan politik yang besar untuk dapat melaksanakan UUD 1945 secara paripurna.
Dekrit president 1959 ternyata tidak bisa berjalan seperti yg digagas oleh soekarno dkk karena saat itu kurang mendapatkan dukungan dari ABRI dan Polri dan juga mengabaikan PNI sebagai representatif kalangan NASIONALIS.
Kondisi tersebut akhirnya oleh Jenderal Soeharto Kelemahan tersebut diperbaiki dengan dukungan penuh ABRI dan POLRI, tapi sayangnya jenderal Soeharto tetap mengabaikan kekuatan kaum Nasionalis dengan tetap meninggalkan peran PDI, sehingga bangunan demokrasi terpimpin sebagai pelaksanA UUD 1945 masih belum paripurna hingga lahirlah peristiwa 1998 atau reformasi yg juga menjadi awal atau dasar amandemen UUD seperti yg berlaku sekarang dan sangat liberal.
President terpilih Prabowo entah mungkin bersama President Jokowi, dari melihat KIM PLUS PLUS dan ragamnya calon Pembantu president terpilih di kertanegara ini tentunya akan menjadikan cita-cita Indonesia emas di tahun 2045 akan terwujud.
Indonesia emas 2045 akan terwujud bila kekuatan anak Bangsa itu terjaga utuh, dan untuk terjaga utuh hanya bisa dilakukan bila sistem demokrasi kita menjadi demokrasi terpimpin seperti di Singapore, Jepang, Vietnam, RRT dll, dan itu memerlukan UUD 1945 kembali atau menyempurnakan.
Setelah itu tinggal Prabowo mampukah menjadi derijen dari sebuah orkestra yg telah dibentuk, mampukah Prabowo melakukan orkestrası hingga membuat nyaman masyarakatnya, apakah Prabowo juga mampu memperbaiki Kelemahan Soekarno dan Soeharto dalam melaksanakan demokrasi terpimpin seperti yg tersirat dlm UUD 45 dalam membawa Indonesia Emas 2045?
Dalam 10 tahun pemerintahan Jokowi sudah membuat Jalan ke arah sana dan itu dilakukan sampai detik-detik terakhir menjelang lengser.
Jadi sekarang tinggal kita uji kemampuan President Terpilih Prabowo untuk menyetir kendaraan yang bernama indonesia ke era emas tanpa gangguan yg cukup berarti.
Kus Bachrul
*Penulis adalah Pengurus Paguyuban Alumni GMNI dan Penasehat Kelompok Pendoa Nusantara