MonWnews.com, Surabaya – Dewan Kesenian Surabaya (DKS) mengadakan pentas ludruk dengan tajuk “Ludruk Lintas Generasi: Joko Jumput in Action” di Gedung Cak Durasim, Jalan Genteng Kali, Kota Surabaya, Selasa (22/11) malam.
Pentas ludruk ini disutradarai oleh Cak Sabil Lestari dan menghadirkan pementasan dari Hengky Kusuma, Desar, dan Agus Kuprut. Ratusan penonton dari berbagai kalangan turut meramaikan agenda ini.
Ketua DKS Chrisman Hadi, mengatakan bahwa agenda ini tak lepas dari sumbangsih “tobongan ludruk”. Yakni semacam akademi bagi proses kaderisasi dan regenerasi seniman ludruk.
“Di Surabaya dulu banyak tobongan ludruk, terakhir tobongan di THR yang akhirnya digusur oleh Pemkot Surabaya,” ungkap Chrisman.
Hingga saat ini, kata Chrisman, sudah tidak ada satu pun tobongan ludruk yang tersisa. Sehingga<span;> upaya untuk regenerasi dan kaderisasi seniman ludruk baru benar-benar jadi problem serius.
“Karena itu di DKS ada komite seni tradisi yg mencoba untuk mengisi kekosongan itu. Pentas ludruk lintas generasi malam ini dengan lakon Joko Jumput in action adalah salah satu upaya itu,” paparnya.
“Dimana pemain-pemain muda bahkan anak-anak bermain dgn seniman-seniman ludruk senior yang sudah matang. Dari interaksi itu diharapkan terjadi proses transformasi dan pewarisan spirit dari seniman ludruk yang sudah matang kepada pemain-pemain muda,” tandasnya.
Dalam pentas itu, Ketua DPRD Jatim Kusnadi turut hadir. Dalam Sambutannya, dirinya mendukung penuh adanya regenerasi ludruk. “Ludruk sebagai kesenian asli Jawa Timur harus ada regenerasi. Agar nantinya terdapat keberlanjutan dan muncul tokoh-tokoh baru dalam ludruk,” katanya.