Monwnews.com, Surabaya – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memprediksi tren ekspor Indonesia di tahun 2023 bakal mengalami penurunan sekitar 20 persen menyusul terjadinya krisis ekonomi dan stagflasi di banyak negara sehingga mengakibatkan anjloknya permintaan secara global.
“Bank Indonesia memperkirakan, realisasi ekspor Indonesia tahun 2023 hanya mampu naik sebesar 6 persen hingga 6,8 persen, diatas pertumbuhan perdagangan global yang menurut WTO hanya mampu bergerak positif diangka 1 persen. Hal ini berarti tren kenaikan ekspor Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan turun sebesar 20 persen,” ujar Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, di Surabaya, Selasa (27/12/2022).
Agar kinerja ekonomi dalam negeri, khususnya Jawa Timur tetap bisa berjalan normal, maka Kadin Jatim akan melakukan sejumlah langkah strategis di tahun depan. “Ada tiga prioritas utama yang akan kami lakukan di tahun 2023 hingga kami optimistis kinerja ekonomi Jatim bakal tetap tumbuh sebesar 5,72 persen,” tambahnya.
Pertama dengan memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara dengan pertumbuhan yang masih stabil melalui misi dagang, seperti yang telah dilakukan Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim beberapa waktu yang lalu ke Arab Saudi dan Malaysia. Malaysia menjadi prioritas negara tujuan ekspor karena ekonominya masih cukup bagus.
“Tahun ini, ekonomi Malaysia mampu tumbuh sekitar 14 persen, begitu juga dengan Arab Saudi. Kalau terpaksa harus masuk ke negara tujuan ekspor tradisional yang pertumbuhan ekonominya melambat, maka komoditas ekspor harus disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan negara tersebut,” tandasnya.
Lebin lanjut ia mengungkapkan, sejauh ini Kadin Jatim juga ditugasi untuk mengelola Export Center Surabaya (ECS) yang memiliki misi membina Usaha Mirko Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor. Di tahun depan, realisasi ekspor melalui ECS diprediksi akan mencapai US$ 150 juta dari realisasi di tahun ini sebesar USS 106,588 juta.
Disisi lain, perdagangan dalam negeri juga harus digenjot. Kadin Jatim secara kontinyu mengikuti misi dagang antar provinsi yang digelar Pemprov Jatim. “Ini juga sebagai alternatif pasar bagi komoditas ekspor yang pertumbuhannya terkontraksi sehingga tidak sepenuhnya berorientasi ekspor seperti garmen dan alas kaki,” ujar Adik.
Prioritas kedua adalah dengan mendorong peningkatan investasi luar negeri dalam rangka hilirisasi atau down streaming industri sekunder berbasis agro dan pertambangan mineral serta pariwisata sehingga Indonesia, khususnya Jatim menjadi pusat industrialisasi kebutuhan pokok dunia serta menjadi negara tujuan wisata dunia . Langkah ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dalam rangka mengantisipasi bonus demografi.
“Karena pada tahun 2031, Indonesia mendapatkan bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif mencapai 201 juta jiwa. Ini kalau disiapkan akan jadi bonus tetapi jika tidak disiapkan justru akan menjadi malapetaka. Kadin Jatim bersama Kadin Institute memiliki komitmen besar dalam peningkatan SDM. Peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas ketiga program Kadin di tahun depan,” tambahnya. (kj)